puisi pertama
aku masih belum merasakan sekian tahunku tinggal di tanah air ini berarti
tahun-tahun ku itu tidak membuat gundah ini berlalu
bahkan pucuk cemara aloon-aloon di pusat kota yang sampai sekarang masih
terlihat melambai kan daunmu memanggilku ....... kemari
barangkali ada suatu yang akan kau bisikkan ditelingaku ketika waktuku sibuk mendatangi propaganda politikus untuk membrangus pegawai yang terkena kasus
aku masih berpikir, ada harapanku mengalami negeri setertib impian aktivis waktu itu
pemberian tidak legal dan penerimaan materi yang berpotensi melencengkan niat tulusnya suatu peraturan yang membikin tertibnya negara ini
aku masih tidak percaya, masih limbung aku ketika kuinjak tanah yang sama pada sekian tahun yang lalu
ketika harapanku memuncak meraih kenyataan menyaksikan negeri ini terbebas dari apa itu korupsi
sekian tahunku berdiri disini
tidak juga mendatangkan perbaikan yang berarti
adalah generasi ini juga yang menggemborkan pemberantasan korupsi dan pelarangan gratifikasi
adalah generasi ini juga yang meneriakkan dengan lantang buktikan secara terbalik
aku masih belum bisa mengucapkan suatu kata meskipun lirih
negeri ini memang sayang untuk ditinggal
tetapi makin tidak nyaman untuk tetap berdiam diri
adakah akan tiba saatnya kelak
penegak dan pemberi keadilan menjalankan fungsinya dengan baik
sehingga tidak perlu lagi komisi a komisi z yang bisa jadi menjungkirkan tatanan bakunya
tidak saling serang melalui senjata ampuhnya yang saat sekarang ini diperebutkan,
opini publik
ya, opini publik bisa saja dibentuk berdasarkan kepentingan suatu kelompok dan golongan tertentu
bahkan oleh orang diluar sana, yang menjadi investor pertanian kangkung disini misalnya
maka., demi suara rakyat yang tidak cakap beropini mengharapkan
negeri ini segera terbebas dari saling fitnah dan saling membunuh karakter
saling bertengkar melempar tanggungjawab
mari
berkelompoklah kita sesama yang mempunyai ketidaknyamanan menyaksikan etalase memajang adegan yang menggelapkan mata
memerangi sandiwara ini untuk segera diakhiri
petani, pedagang, penjual sayur, tukang tambal ban, penarik ojek, makelar, pilot, tukang kebun, dokter hewan – gigi – manusia, panjaga museum, pengatur penerbangan, penarik becak dan sejuta profesi lain yang dengan ini tidak pandai beropini sebagaimana disuarakan oleh pemilik kepentingan dan oleh karenanya dengan ini menolak dengan ikhlas bahwa opini publik itu bukanlah suara bulat seluruh penghuni negeri ini.
barangkali jumlah anggota kelompok itu lebih banyak dari yang ada di facebook atau pooling portal di dunia maya atau yang masuk tv diwawancara,
tetapi dengan ikhlas juga kami ingin sampaikan bahwa
kebutuhan perut tidak bisa ditunda
perbaikan memang dirasa ada
namun lonjakan adalah tiada
walaupun kesempatan sudah tiada
tinggal harapan bagi kaum muda
yang saat ini ada
tanamkan tekad di dada
terbang setinggi garuda
maksimalkan dengan modal yang ada
ciptakan kesejahtaraan rakyat menjadi ada
masukkan tikus-tikus dalam keranda
bekasi, 23-04-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar