Selasa, 15 September 2009

CERNAK

PERTAMA KALI DHEA TIDUR SENDIRI
Oleh : Gunarso



Pesta ulang tahun Dhea baru saja berakhir, teman-temannya sudah pulang dengan membawa bingkisan ulang tahun yang telah disediakan. Kue ulang tahun dengan lilin bertuliskan angka 9 ditengahnya sudah tinggal lilinnya saja untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Bingkisan ulang tahun yang berisi aneka makanan kecil dan mainan sebagai hadiah sudah tidak tersisa, sudah habis dibagikan kepada tamu-tamunya yang datang mengucapkan selamat ulang tahun baginya.

Dhea ikut membantu membersihkan dan membereskan ruang tamu setelah dipakai untuk pesta ulang tahun.


Masih terngiang di telinga Dhea ketika papa mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya dengan membisikkan suatu kalimat yang masih diingatnya “Selamat ulang tahun Dhea, kamu sudah besar sekarang, sudah semakin dewasa. Mudah-mudahan kamu menjadi anak yang pinter, berbakti kepada orang tua dan agama”.

Dhea mendapat hadiah yang sangat itimewa dari papa dan mama, yaitu sebuah kamar sendiri. Kamar itu tadinya tidak terpakai dan hanya dipakai sebagai gudang, kadang-kadang dipakai juga untuk kamar tamu, kalau ada tamu yang menginap. Kini telah menjadi milik Dhea, dengan foto dirinya terpajang di salah satu dinding kamarnya. Hadiah-hadiah ulang tahun dari teman-temannya sebagian masih teronggok di sudut kamarnya. Hadiah yang berupa hiasan dinding sebagian sudah ditempel di sana-sini. Pada saat mengatur dan menempel hiasan itu mama-papa nya membantu.


Malam itu Dhea merasa lelah namun ia puas. Didampingi berbagai macam boneka-boneka kesayangannya, sambil berbaring terus menerus memandang satu persatu perabotan yang ada di ruangan itu.


Kamar itu tidak luas benar tetapi cukup nyaman untuk ditempati. Ada lemari pakaian, meja belajar, ada lemari kecil yag berfungsi sebagai rak tempat buku-buku sekolah dan benda-benda kesayangan lainnya dan tentu saja tempat tidur yang lembut. Semua diyukuri oleh Dhea.


Rak buku pelajaran dan tempat benda-benda kesayangannya adalah hadiah dari papa-mama pada saat Dhea mendapat ranking kesatu disaat kenaikan kelasnya yang terakhir.


Foto setengah badan ukuran kartu pos terpajang di salah satu bagian rak buku belajarnya. Kelihatannya lucu sekali. Pipinya yang montok itu dulu sering membuat bu Rani, guru TK-nya, gemas dan sering mencubit. Dhea tersenyum geli mengingatnya sambil memegang pipinya yang sudah tidak montok lagi.


Di samping foto itu, atas inisiatif Dhea diletakkan boneka beruang kesukaannya yang dibeli dengan hasil tabungannya di sekolah waktu kenaikan kelas yang terakhir.


Ada jam dinding kesayangan Dhea dengan gambar salah satu tokoh kartun kesayangannya. Dulu jam dinding itu ditempel di salah satu dinding ruang keluarga. Jam dinding itu adalah pemberian nenek ketika berkunjung dan menginap, Dhea sering tidur bersama neneknya disini kalau menginap, ya di kamar ini. Nenek suka berceritera tentang masa kecilnya yang bahagia kepada Dhea. Dan Dhea senang mendengar ceritera nenek yang selalu membuat dirinya ikut berbahagia.


Neneknya seakan tahu bahwa ia menyukai tokoh kartun yang satu itu. Tokoh kartun itu selalu memandangnya dengan ramah dimanapun dia berada.


Dhea sebenarnya sudah merasa mengantuk, tetapi ia masih senang melihat-lihat sambil mengenang benda-benda yang disukainya itu.


Dan. Oh… ada bola di bawah kolong meja belajarnya. Apakah Dhea suka bermain bola ?. Dhea lagi-lagi tersenyum. Dasar anak laki-laki, pikirnya. Itu adalah pemberian kak Seto, saudara sepupunya, hari Minggu lalu. Kak Seto dan ayahnya kemari khusus untuk mengucapkan ulang tahunnya itu. Soalnya pada hari ulang tahunnya ia tidak bisa hadir karena harus mengikuti lomba membaca bahasa Inggris di tempat kursusnya. Dhea mengucapkan terima kasih dan menghargai pemberian kak Seto tersebut. Bola itu tetap disimpan sebagai kenang-kenangan.


Sambil tetap berbaring ia memandandang apa yang tepajang di rak bukunya. Buku-buku bacaan dari teman-temannya sudah tersusun dengan rapi. Belum sempat dibaca. Dhea sengaja menahannya untuk tidak membacanya dahulu sampai tiba waktunya hari libur. Ada juga alat-alat lukis dan gambar seperti krayon, cat air dan pensil warna tetap disimpannya dengan rapi. Dan banyak sekali hadiah dari teman-temannya. Atas anjuran papa hadian-hadiah yang belum digunakan supaya disimpan dahulu sampai suatu saat ia membutuhkannya.


Dhea senang sekali malam itu, tidak terasa jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 09.00 malam. Rasa kantuknya sudah tidak dapat ditahan lagi. Dan boneka beruang besar yang menungguinya dengan sabar di sebelahnya ia peluk erat-erat sebelumnya akhirnya Dhea tertidur dengan mulut tersenyum.


Untuk pertama kalinya Dhea tidur di kamar sendiri tidak ditemani mama dan papa. Tidak merasa takut karena Dhea hanya memikirkan hal-hal yang menyenangkan, tidak memikirkan hal-hal yang menakutkan.

Tidak ada komentar: