Selasa, 06 April 2010

poem

Semakin .....


Alam memang sudah berjalan menuruti keseimbangan yang diciptakannya

Tanah subur yang dieksplorasi habis-habisan, lama-lama akan tandus dan kering

Tambang-tambang minyak nan kaya bisa jadi semakin menipis

Meninggalkan ladang-ladang kusam dengan lubang-lubang menganga

Alam memang ahli dalam menciptakan keseimbangan

Hujan dan kering silih berganti saling menunggu giliran

Matahari - Bulan bisa jadi saling menutupi, tetapi dalam hakiki mereka beda

Dalam tugasnya mengisi langit-langit semesta ini


Kehidupan memang sudah diciptakan saling berganti

Daun kering yang jatuh dari tangkainya, tetap mendapat tugas baru dalam menciptakan kehidupan nabati berikutnya

Mineral dalam kali, semakin banyak dicari

Dengan kemasan makin aksi menjaring pembeli mengeluarkan materi


Kini,

Alam yang semakin memanjakan kehidupan alam semesta ini

Bisa jadi suatu ketika nanti

Mencari keseimbangan baru dengan sedikit menggerakkan bumi

“lindu ....... lindu ...... lindu”

Sedikit melimpahkan air lautnya

“tsunami .... tsunami ... tsunami”

Membinasakan kehidupan sangat mungkin terjadi demi menggantikan suatu kehidupan yang baru

Agar alam tetap dalam keadaan seimbang menurut pengertian para ahli


Kini sudah semakin dekat tanda-tanda itu

Bahan pangan makin sulit dicari bukan karena sulit tumbuh

Mineral yang terkandung dalam bumi bukan enggan memberikan gizi bagi sesama makhluk bumi

Sinar matahari yang membantu melancarkan sirkulasi agaknya juga sudah menjalankan fungsinya lebih dari baik.

Mereka menjadikan hujan dan panas saling bergantian

Sangat harmonis


Jika suatu ketika nanti

Alam sudah demikian berat menanggung tugas yang selama ini dijalani

Bukan tidak mungkin kejadian berjuta tahun silam terulang

Dan kini sudah memasuki tanda-tanda

Hasil tani sudah sangat optimal dieksplorasi

Demi jiwa yang semakin bertambah, semakin berat

Sementara tanah, sawah, ladang semakin direlakan untuk sekedar memenuhi ambisi

Rumah dan pabrik muncul bagai jamur di musim hujan

Mengurangi lahan-lahan petani

Pemilik tanah pertanian semakin malas menikmati kehidupan menjadi petani

Menjualnya kepada investor untuk keperluan pendirian pabrik

Sementara pemilik tanah pertanian mulai membuka toko kelontong dengan menjaga sambil tidur


Kini tanah pertanian semakin sempit

Jangan tanya

Kehidupan seabad nanti

Dimana kita

Semua

Sudah

Binasa

Di

Makan usiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Bekasi, 2 November 2008

2 komentar:

Unknown mengatakan...

anda adik dari Guntoro mohon jawaban .mas Gunarso apakah betul.salan kangen dari tetangga X[oi] baca kali loji

gunarso mengatakan...

Betul sekali Mas Edi Nizar, salam kenal juga .......