Selasa, 21 Juli 2009

SEANDAINYA AKU DIBERI KESEMPATAN

OLEH : GUNARSO


Aku pernah menempatkan diriku sejajar dengan pimpinan negeri ini
Membayangkan diriku menjadi pimpinan yang mengerti permasalahan bangsa
Memahami perasaan orang-orang yang sependeritaan denganku
Memakan singkong rebus dan daun singkong

Aku sangat memperhatikan orang-orang susah di negeri ini
Karena aku juga sangat susah untuk tidak melupakan orang-orang ini
Kakiku kotor dan berdebu tanganku berotot karena kerja kerasku
Tapi anganku melayang jauh agar aku suatu ketika sejajar dengan pimpinan negeri ini.

Dalam diri ini
Semangat untuk terus berjuang untuk menjadikanku setingkat lebih tinggi dari kaumku
Kemudian di suatu saat nanti, menapak setingkat lagi dari yang dulu hingga
Sampai dengan derajad dimana engkau pimpinan negeri saat ini berada
Memandang hamparan negeriku yang kaya dan bangsaku yang sangat berlapang dada
Menerima segala kesusahan yang mendera

Satu saat nanti
aku akan berdiri menempatkan diri sejajar dengan pimpinan negeri ini
Tidak untuk sekedar melihatmu menerima kesusahan yang mendera
Kemiskinan yang memilukan
Dan keterbelakangan yang menjadikan bangsa lain menindasmu

Akulah orangnya
Yang berusaha menempatkan diri sejajar dengan pimpinan negeri ini
Agar dapat berusaha menolong orang-orang yang sedang papa
Sementara aku sudah paham dengan pendapatan dan pengeluaran negara ini
Yang sebagaian besar hanya untuk kepentingan orang-orang kaya tertentu
Tidak untuk kaum asalku

Walaupun
Aku adalah orang yang sejajar dengan pimpinan negeri ini
Yang tahu betul bahwa kekayaan seorang secara otomatis akan menambah penghasilan orang-orang terdekatnya
Orang-orang kaya boros membelanjakan uangnya demi untuk produk jelek dari orang miskin sekaumku dulu
Atau ibu rumah tangga yang menjadi pemalas dan mengupah orang miskin untuk mencuci sprei tempat tidur mewah setelah penghasilan suami bertambah dan menjadi kaya

Ya, aku membayangkan itu
Jika aku menjadi orang yang tidak lagi sejajar dengan pimpinan negeri ini
Tetapi mencoba berkahyal untuk menjadi orang nomor satu yang memimpin negeri ini
Akankan ada orang yang tidak setuju dengan kebijakanku menghabiskan sebagian besar anggaranku untuk memberikan bantuan tunai kepada warga miskinku
Sementara kaum investor tidak diberikan kenyamanan yang layak dinegeri ini
Apakah kebijakan ini akan banyak mendapat dukungan.

Ya, bagi kaum papa
Tidak, bagi kaum berada

Sementara kusandarkan dulu pemikiranku
Untuk menjadi pimpinan negeri ini

Karena aku juga bimbang apakah aku seorang pimpinan tulen yang benar-benar membela kepentingan kelompok miskin
Meningkatkan kekayaan orang yang telah menjadi kaya adalah juga menjadikan prioritas agar kaum papa ikut mendapatkan potongan kue dari si kaya.
Asal saja negeri ini memberikan kenyamanan yang selayaknya bagi orang kaya yang menginvestaikan uangnya dinegeri ini, menyerap tenaga kerja, membeli bahan baku dari pribumi, memakaidan membayar gas negeri ini, membayar pajak untuk meningkatkan prasarana dan sarana negeri ini.
Yang pada akhirnya menuju suatu kemakmuran bersama, kita semua termasuk kaum papa, sekaumku dulu

Apakah pemikiran ini juga kurang mendapat dukungan dari rakyatku?

Lalu timbullah niatku yang sebaliknya
Berada di antara kaum papa untuk memperjuangkan hak-hak mereka dari kekurangan penghasilan.

Aku akan menempatkan diri sebagai orang yang bertentangan dengan pimpinan negeri ini dengan derajat yang sama.
Membela kaumku yang papa dan miskin adalah menjadi tugasku.
Mengusulkan dan memaksakan agar pemerintah mengalokasikan sebagaian besar anggaran untuk memberikan upah kerja yang memadai, meringankan harga-harga sehingga rakyat miskin dapat hidup layak
Sehingga rakyat dapat berkontribusi secara maksimal bagi negara
Sehingga kemakmuran negara akan segera terwujud bersamaan dengan meningkatnya taraf hidup si miskin kaumku dulu.

Entahlah
Aku masih memikirkan
Apakah aku akan menempatkan diriku sejajar dengan pimpinan negeri ini


Jakarta, 21 Juli 2009

Tidak ada komentar: